Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Pantai Letbaun di Pulau Semau Utara
Pulau Semau yang terletak di perairan barat Pulau Timor dan juga merupakan pulau yang paling dekat dengan Kota Kupang, dapat terlihat sangat jelas ketika Anda berada di pesisir barat Kupang. Jarak tempuh hanya 30 menit dengan kapal kayu yang berangkat dari Pelabuhan Tenau. Inilah yang kami dengar dari pemilik penginapan Lavalon Hostel setelah kami pulang dari perjalanan kami hari itu ke Gua Kristal yang mainstream tapi tersembunyi.

Tidak banyak informasi yang kami ketahui tentang Pulau Semau, inilah yang bikin perjalanan semakin seru tanpa tujuan dan tanpa destinasi. Pagi hari sekitar jam 10 pagi kami berangkat dengan motor sewaan kami dari penginapan Lavalon Hostel menuju Pelabuhan Tenau. Sesampai di pelabuhan masih bingung dimana tempat kapal-kapal menuju Pulau Tenau ini bersandar, yang terlihat hanya kapal-kapal besar. Ternyata lokasi kapal-kapalnya tersempil di sebuah dermaga buntu yang ditunjuk oleh seorang pemotor yang kami tanyakan.
Kapal Kayu dari Pelabuhan menuju Pulau Semau
Untuk biaya sekali menyeberang adalah Rp. 15.000,- per orang sedangkan jika membawa sepeda motor adalah Rp. 40.000,- per motor beserta 2 orang (jangan pelit sampai-sampai harus bonceng 3 :D). Sepanjang perjalanan di kapal kayu ini saya bertanya kepada penumpang-penumpang yang hendak pulang ke Pulau Semau karena sedang musim mudik, mereka semua menunjuk Pantai Uiasa dan Kolam mata air tawar sebagai tempat bagus yang biasa di datangi pelancong.

Sampai di dermaga kami langsung menuju Pantai Uiasa yang katanya bagus, tapi sempat berhenti di beberapa pantai yang juga tidak tahu namanya karena tidak ada warga yang bisa ditanya. Setelah melihat Kolam mata air tawar yang menurut saya biasa saja karena menjadi tempat warga mencuci baju dan bermain air, kami melewatinya saja menujur arah utara Pulau Semau, kami berhenti di satu pantai yang panjang untuk beristirahat dan menentukan kemana hendak pergi. Beruntung ada seorang bapak baik hati yang menceritakan kalau pantai di bagian utara masih bagus dan jarang di datangi orang, spontan langsung kami menanyakan akses menuju Pantai Letbaun yang berlokasi di Desa Letbaun ini.
Tidak tahu nama pantainya :D
Cukup fotogenik ini pantai :)
Foto-foto dulu walau tidak tahu nama tempatnya
Pantai tempat kami beristirahat sejenak
Bapak yang memberi pencerahan dan petunjuk :D
Sepanjang perjalanan menuju Desa Letbaun ini melewati jalanan yang tidak mudah karena kondisi jalan yang menanjak tinggi dengan jalanan aspal yang hancur serta lubang-lubang tanah yang dalam. Setelah melewati jalanan rusak disambut dengan jalan yang terlihat masih baru tapi tidak bersemen masih kerikil dengan padang savanna yang luas di kedua ruas jalan, kami berhenti sejenak untuk berfoto-foto. Tidak jauh dari sana Desa Letbaun sudah ada di depan, sampai di perempatan jalan kami berbelok ke kanan sesuai petunjuk dari bapak yang kami tanyakan petunjuk tadi di pantai.
Padang Savanna perjalanan menuju Desa Letbaun

Padang Savanna
Masih sempat narsis aje

Pantai Letbaun

Memasuki pesisir pantai sudah tidak ada jalanan aspal hanya pasir-pasir putih dan halus membentang seperti jalan raya karena bekas sepeda motor yang melewatinya. Cukup sulit untuk mengendarai sepeda motor diatas pasir dengan beban boncengan, hanya bisa gas pelan-pelan sambil kaki menahan ketika ban terpeleset kekanan dan kekiri :D
Jalan berpasir yang bikin pegal tangan dan kaki
Tidak sia-sia perjuangan ini karena disambut dengan pemandangan savanna serta pondok-pondok kecil tempat nelayan dan petani rumput laut setempat memanen hasil dan juga sebagai tempat tinggal mereka. Di pesisir pinggir savanna membentang sangat luas pantai berpasir putih disertai warna laut biru dan hijau tosca dan para petani rumput laut yang sedang memanen hasil. Mereka tidak menghiraukan kehadiran kami karena mereka lebih sibuk dengan panen mereka siang itu.
Panorama Pantai Letbaun
Kami memarkir motor disebuah gubuk kecil untuk beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan yang sangat damai dan sepi ditemani angin sepoi-sepoi serta deru suara ombak yang dari kejauhan. Pantai ini sangat cocok buat sekedar berleha-leha atau berjemur dibawah matahari yang sangat terik untuk menggosongkan warna kulit Anda.
Gubuk buat istirahat sejenak
Loner
Jemur sampai gosong bisa disini :)
Hasil rumput laut
 Gua Air Semau di Desa Letbaun
Gua Air Semau di Desa Letbaun
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, karena takut terlalu sore menuju dermaga kami pun beranjak dari Pantai Letbaun menuju dermaga untuk pulang ke Kupang, sampai di perempatan jalan kami bertanya jalan siapa tau ada jalan yang lebih cepat menuju ke dermaga. Niat baik kami bertanya disambut oleh seorang bapak yang sangat baik hati, nama beliau Abraham Baung. Beliau menawarkan kami untuk beristirahat dirumah dia sejenak sambil menikmati kelapa muda hasil panen beliau sendiri. Dirumah kecil dan sederhana ini kami diceritakan sangat banyak tentang sejarah dan juga pengalaman beliau menjabat sebagai kepala desa dari 2002-2012. Tidak sia-sia kami bertamu dan bertanya banyak tentang tempat-tempat yang masih jarang di datangi oleh orang-orang. Beliau sempat menyinggung bahwa didekat desa ini terdapat sebuah gua berair tempat masyarakat semau mengambil air ketika kekurangan air. Spontan Angel langsung tertarik untuk melihat langsung gua ini. Sempat mikir panjang karena hari sudah menjelan sore, tapi diniatin juga untuk melihat Gua Air Semau di Desa Letbaun, dengan penunjuk jalan kami Geby anak laki-laki Pak Abraham beserta temannya Gobin kami bonceng 4 menuju gua ini.
Gobin, Agus, Geby dan Angel
Gua ini tidak sedalam Gua Kristal yang berada di Kupang dan airnya juga tidak dalam hanya sekitar 2 meter, tapi cukup tidak terawat karena beberapa coretan di batu dan juga sampah bekas warga sekitar mencuci baju. Tidak sabar untuk mandi karena badan sudah bau asem, langsung kami semua menyebur ke air yang juga sangat bening seperti Gua Kristal. Air di gau ini lebih tawar dibandingkan air di Gua Kristal.
Aksesnya ke gua dari sini tidak jauh
Sudah sampai di gua
Tampak dari bawah ke luar
Langsung main nyebur aje
Narsis dulu di gua
Geby kedinginan
Menginap di rumah Bapak Abraham

Setelah puas kami pun beranjak pulang kerumah Pak Abraham karena sudah sangat sore, sampai dirumah kami diminta oleh Pak Abraham untuk menginap saja karena hari sudah sangat sore. Dan juga kami ditawarkan untuk makan malam dirumah, saya Geby dan Gobin pergi ke kios untuk membeli beberapa bungkus mie. Setelah itu langsung kami menuju ke Pantai Letbaun untuk menyaksikan matahari tenggelam di horizon lautan luas di barat sana. Hanya di pantai ini Anda bisa mendapatkan akses sinyal operator Telkomsel, tidak lupa mengirim pesan kalau tempat kami menginap tidak mendapatkan sinyal.
Sunset di Pantai Letbaun
Sunset ditemani Geby dan Gobin
Pulang ke rumah Pak Abramah ternyata makan malam sudah siap saji, dibantu oleh Angel yang untuk pertama kalinya memasak mie dengan perlengkapan yang sederhana dengan tungku berapi unggun dan sebuah panci tua. Tadinya saya berpikir mie yang dimasak itu hanya untuk mengganjal perut saja, ternyata itu lauk utama kami malam itu bersama nasi putih, itulah makanan terbaik yang sanggup Pak Abraham sajikan untuk kami, kami sangat berterimakasih karena masih ada makan malam untuk kami malam itu. Inilah cermin ketidak pedulian pemerintah setempat serta betapa tidak diperhatikannya kehidupan masyarakat Pulau Semau padahal ini merupakan pulau terdekat dari kotamadya Kupang.
Terima kasih banyak Pak Abraham :)
Tanpa listrik, langit malam itu dihiasi rasi bintang
Pak Abraham akan sangat berterimakasih jika ada yang mau berbaik hati menyumbang buku pelajaran bagi anak-anak SD di Desa Letbaun karena memang masih sangat terbatas buku-buku dan pengajar di Pulau Semau ini, Anda bisa mengirimnya langsung ke alamat Bapak Abraham, Desa Letbaun, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang. Beliau sangat memperhatikan pendidikan anak disini dan juga semua anak-anak beliau sangat berprestasi dalam pendidikan mereka karena dorongan dia untuk menjadikan mereka anak yang terpelajar dan terdidik bagi masa depan mereka.
Sunrise pagi itu sebelum kami pulang
Pulau bagi Petualang

Kenapa saya mengatakan pulau ini sebagai pulau bagi para petualang? Karena masih banyak pesisir pantai dan pelosok gua yang masih belum dijelajah oleh orang-orang. Bagi Anda yang berjiwa petualang dan punya waktu banyak Anda bisa menjelajah semuanya. Gua Air Semau di Desa Letbaun hanya satu dari ratusan gua yang tersembunyi dan belum tereksplore serta pantai-pantai yang lebih cantik lagi di Semau bagian selatan kata Pak Abraham. Suata saat saya pasti akan kembali bersama teman-teman untuk menjelajah lebih jauh Pulau Semau yang masih terjaga ini.

Info : 
- Kapal kayu dari dan ke Pelabuhan Tenau selalu ada dari jam 6 pagi hingga 5 sore.
- Desa Letbaun masih belum ada listrik dan air bersih, masih harus ambil dari sumur.
- Untuk mengelilingi pulau ini harus dengan sepeda motor karena jarak antar satu desa sangat jauh.
- Tidak ada warung makan di Pulau Semau, bawa sendiri perlengkapan masak dan stok makanan Anda.
- Tidak ada penginapan di Desa Letbaun, menumpang di rumah warga atau bawa tenda saja biar bisa camping di pantai.
- Ada beberapa penginapan dan hotel yang terletak disepanjang Pantai Oeasa (info oleh Ken Djami)
- Jadwal penyeberangan kapal bisa terganggu apabali cuaca tidak mendukung seperti ombak dan angin kencang yang bisa menyebabkan kapal kayu yang kecil tenggelam.
- Masih ada buaya laut di Pulau Semau bagian selatan, untuk bagian utara tidak ada.
- Jangan meninggalkan sampah dimanapun dan kemanapun Anda pergi, buanglah ditempat penampungan sampah.

1 comment:

Bottom Ad [Post Page]