Meninggalkan
hiruk pikuk ibukota Jakarta dengan melakukan perjalanan dan berkemah
menuju Kepulauan Seribu bagian Utara yaitu Pulau Kayu Angin Bira dan
Pulau Perak. Dengan memanfaatkan liburan Idul Adha 1433 H kali ini yang
jatuh pada hari Jumat 26 Oktober 2012 membuat waktu berlibur terasa
begitu lama.
Pagi itu saya dan beberapa teman
backpacker serta freedive berkumpul di Pelabuhan Muara Angke, pelabuhan ini
adalah pusat transportasi menuju kepulauan seribu dengan menggunakan kapal kayu
yang lebih dikenal dengan nama kapal ojek. Pulau-pulau yang dapat diakses dari
pelabuhan ini antara lain; Pulau Pari, Pulau Tidung, Pulau Pramuka, Pulau
Panggang, dan Pulau Harapan serta Pulau Kelapa. Jadwal keberangkatan kapal
adalah jam 7 pagi tetapi jika muatan sudah penuh kapal ojek bisa saja berangkat
lebih awal dari jadwal biasanya. Harga tiket untuk kapal ojek ini juga berbeda
sesuai tujuan Anda, untuk menuju Pulau Pari, Pulau Tidung, Pulau Pramuka dan
Pulau Panggang adalah seharga Rp.30.000,- ditambah asuransi Jasamarga
Rp.2.000,- sedangkan untuk Pulau Harapan atau Pulau Kelapa adalah Rp.35.000,-
ditambah asuransi Rp.2.000,-
Waktu tempuh menuju kepulauan
seribu juga berbeda-beda, jika Anda menuju Pulau Pari, Pulau Tidung, Pulau
Pramuka dan Pulau Panggang, waktu yang ditempuh yaitu sekitar dua setengah jam,
sedangkan waktu tempuh untuk Pulau Harapan dan Pulau Kelapa adalah tiga jam
karena letaknya yang berada di bagian Utara kepulauan seribu.
Berhubung karena tujuan kami kali
ini adalah menuju Pulau Harapan dulu, kami juga mencari kapal yang menuju Pulau
Harapan. Disini Anda harus rajin menanyakan kapten atau ABK yang berada diatas kapal
agar Anda tidak menyasar ke pulau yang lain karena tidak semua kapal ada
petunjuk pulau yang mereka tuju. Berhubung kapal yang biasa saya naiki untuk
menuju Pulau Harapan yaitu KM Dolphin sudah penuh maka saya mencari kapal yang
lain. Setelah celengak celengok sini dan bertanya kesana kemari akhirnya masih
ada kapal lain yang menujur Pulau Harapan yaitu KM Bahtera. Dari pengalaman
saya selama bepergian ke Pulau Harapan, kapal yang biasanya memiliki rute
menuju Pulau Harapan adalah KM Dolphin, KM Cinta Alam dan KM Bahtera.
ABK KM Bahtera yang sedang menunggu para penumpang |
Saya dan kedua teman
freedive saya yang sampai di pelabuhan lebih awal dari yang lain, kami pun
menuju ke kapal terlebih dahulu untuk menaruh barang-barang bawaan kami sambil
menunggu teman backpacker lainnya. Sekitar jam 7 pagi empat peserta lain pun
sudah tiba di pelabuhan dan bergabung di kapal. Ternyata masih ada dua teman
yang tertinggal karena mereka berangkat dari Depok, berhubung mereka kesiangan
dan tidak akan sempat untuk mengejar waktu keberangkatan kapal ojek, mereka
memilih untuk berangkat dari Pelabuhan Muara Angke Baru dengan menggunakan
kapal cepat yaitu KM Kerapuh.
Berkumpul di Pelabuhan Muara Angke |
Tidak lama menunggu sekitar setengah jam
tepat pada jam 7:30 kapal KM Bahtera sudah meninggalkan dermaga Muara Angke
menuju Pulau Harapan. Sekitar jam 10 pagi kapal KM Bahtera sudah sampai di dermaga
Pulau Pramuka untuk menurunkan penumpang yang menuju Pulau Pramuka, setelah
selesai menurunkan penumpang kapal KM Bahtera melanjutkan perjalanan menuju
Pulau Harapan. Waktu tempuh dari Pulau Pramuka menuju Pulau Harapan hanya
setengah jam jika kondisi ombak yang tenang. Tepat pada jam 10:30 kapal sudah
melabuh di dermaga Pulau Harapan dan menurunkan penumpang disusul juga oleh KM
Dolphine.
Sampai juga di Pulau Harapan
Rekomen banget Nasi Pecel Cumi |
Sesampai di Pulau Harapan kami
pun langsung menuju salah satu warung makan langganan teman saya yang berada di
Taman Terpadu yang berada di dermaga Pulau Harapan ini. Pemilik warung makan
ini adalah Pak Udin, dia juga memiliki homestay yang dapat disewakan bagi para
wisatawan yang datang ke Pulau Harapan serta beliau menawarkan jasa penyewaan
Kano dan permainan Banana Boat.
Sibuk mencari WC umum |
Berhubung perut sudah sangat
lapar kami langsung saja memesan makanan di warung Pak Udin, menu spesial dari warung Pak
Udin ini adalah Nasi Pecel Cumi, saya menyarankan Anda untuk mencoba sambalnya
yang spesial dan rasanya yang pedas. Setelah selesai makan siang kami
beristirahat dahulu sambil menunggu kapal yang menjemput dan mengantar kami
menuju Pulau Kayu Angin Bira, beberapa teman backpacker melakukan sholat Jumat
dahulu sedangkan saya dan kedua teman freediver sibuk mencari WC umum. :D
Menuju Pulau Kayu Angin Bira
Akhirnya kapal yang
ditunggu-tunggu datang juga menjemput kami, pemilik kapal ini adalah Bang Gres
anak dari Pak Minang yang kami hubungi untuk penyewaan kapal, sekitar jam 1:30
siang kami pun berangkat menuju Pulau Kayu Angin Bira. Melewati beberapa pulau
pribadi yang indah tetapi dilarang berlabuh karena sudah dibeli oleh
orang-orang kaya tidak terasa kami pun sudah sampai di Pulau Kayu Angin Bira
yang hanya seluas 0.26 HA, karena pulau ini begitu kecil dan imut serta
sturktur pasir putih yang begitu luas dan warna hijau tosca serta air laut yang
begitu biru memapar di sekitar pulau ini membuat pulau ini begitu menakjubkan
dan tidak terlupakan. Layaknya wisatawan yang menuju suatu tempat wisata, tidak
lupa saling berfoto dan narsis-narsisan dulu dengan latar foto pantai putih dan
warna hijau tosca serta laut biru yang begitu menyejukkan mata dan hati #lebay.
Mendirikan tenda di Pulau Kayu
Angin Bira
Akhirnya selesai juga mendirikan tenda |
Setelah puas berfoto ria kami
mengelilingi pulau ini untuk mencari posisi untuk membangun tenda yang tepat
dengan pemandangan yang bagus tentunya. Tidak butuh waktu yang lama untuk
mengelilingi seluruh pulau ini, cukup 4 menit Anda sudah dapat mengelilingi
pulau yang kecil nan indah ini. Akhirnya pilihan posisi berkemah kami tepat
berada di sisi Timur pulau Kayu Angin Bira agar dapat menikmati matahari yang
terbit di pagi hari besok. Tidak butuh waktu yang lama untuk membangun tenda,
karena rata-rata sudah terbiasa berkemah di gunung dan pulau.
Saatnya freediving dan snorkeling ria di sekitar Pulau Kayu Angin Bira |
Selesai membangunkan tenda
saatnya untuk kami menikmati keindahan bawah laut pulau Kayu Angin Bira yang
indah ini, peralatan freediving dan snorkeling pun dikeluarkan; masker,
snorkel, fin dan buoy. Tidak lupa untuk memperhatikan perlengkapan apakah aman
dan layak pakai atau tidak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebelum
memulai kegiatan fun freediving dan snorkeling terlebih dahulu melakukan
pemanasan dan peregangan agar tidak terjadi keram otot dan kecelakaan lainnya.
Kami mulai menelusuri terumbu
karang di pesisir sebelah Timur pulau Kayu Angin Bira, kondisi arus juga tidak
terlalu parah dan kami memulai mengelilingi searah dengan jarum jam dengan
melawan arus yang tidak terlalu parah. Tidak lama mengayuh fin akrhinya saya
menemukan Moray eel yang sedang bersantai ria, tidak lupa juga mengambil gambar
Moray ini sebagai kenang-kenangan. Tidak jauh dari posisi Moray eel saya juga
menemukan seekor penyu remaja yang sedang beristirahat, karena merasa terusik
dengan kedatangan kami akhirnya sang penyu pun pergi meninggalkan kami, tidak
lupa juga saya mengabadikan gambar penyu tersebut.
Penyu |
Moray Eel |
Kehidupan bawah laut di sekitar
Pulau Kayu Angin Bira juga lumayan bagus dan terumbu karang disini juga masih
terjaga. Untuk biota yang menghuni terumbu karang disini juga terhitung sangat
bermacam-macam disini. Anda dapat menemukan tempat bermain ikan badut alias
nemo dan jika beruntung Anda juga dapat melihat ikan badut ini secara langsung,
ikan kotak atau lebih dikenal ikan bundel juga ada disini dan masih banyak lagi
gerembolan ikan yang berkeliaran ramai disini.
Keberuntungan bertemu dengan sang ubur-ubur yang memikat hati |
Saya sangat beruntung dapat
menemukan ubur-ubur yang sangat besar dan dikelilingi oleh beberapa ikan kecil
yang selalu berenang mengitari ubur-ubur ini kemanapun dia pergi seolah-oleh
ubur-ubur ini adalah majikan mereka. Tidak lupa untuk mengabadikan momen yang
sangat langka bagi saya, teman-teman yang lain juga begitu takjub dengan
keharidan ubur-ubur ini, tidak terasa kami pun terbawa arus jauh dari posisi
awal kami menemukannya. Setelah puas mengambil beberapa gambar kami pun
menyudahi kegiatan fun freediving hari itu karena arus yang semakin kencang dan
ubur-ubur kecil yang suka menyengat serta sangat ramai membuat kami terusik dan
memilih untuk berenang kembali ke daratan.
Big Jelly Fish |
Big Jelly Fish |
Big Jelly Fish |
Acionk with Big Jelly Fish |
Andrew with Big Jelly Fish |
Big Jelly Fish |
Big Jelly Fish |
Indahnya sunset di Kayu Angin Bira |
Indahnya sunset di Kayu Angin Bira |
Makan malam yang sederhana dan
hujan yang iseng
Malam yang sederhana |
Tetapi cuaca yang cerah dan
terang tidak bertahan lama, sekitar jam 9 malam sang bulan sudah mulai tertutup
oleh awan tebal yang datang tertiup oleh angin dan merupakan petanda akan
datangnya hujan. Kami hanya acuh saja dengan awan gelap yang menutupi bulan dan
tetap bertiduran di depan tenda, tidak lama mulai terasa turun hujan gerimis
disusuli dengan hujan yang deras, kami semua akhirnya kabur masuk kedalam tenda
berharap hujan ini cepat berlalu.
Hujan pun berhenti sekitar 2 jam
mengguyur tenda dan kami pun keluar dari tenda karena didalam tenda sangatlah
panas, kami melanjutkan tidur didepan tenda dengan angin sepoi-sepoi yang
membuat kami semua tertidur begitu lelap, karena saya tidak tahan dingin saya
memilih masuk kedalam tenda karena kedinginan, tidak lama masuk kedalam tenda
akhirnya hujan badai yang tidak diinginkan datang mengguyur pulau Kayu Angin
Bira, mereka yang awalnya tidur terlelap di depan tenda pun terbangun dan kabur
kedalam tenda dengan muka yang masih mengantuk.
Badai pun pasti berlalu
Badai Pasti Berlalu |
Tidak mau banyak menghabiskan
waktu kami sarapan dengan makanan seadanya yaitu roti dan pop mie, selesai
sarapan saatnya melipat tenda dan kami melanjutkan kegiatan snorkeling di pagi
yang berawan gelap dan berombak serta berarus sambil menunggu kapal bang Gres
yang akan menjemput kami menuju Pulau Perak. Pagi itu tidak terlalu lama kami
menelusuri keindahan bawah laut pulau Kayu Angin Bira ini. Tepat jam 9 pagi
kapal bang Gres sudah datang untuk menjemput kami dan melanjutkan perjalanan ke
Pulau Perak.
Butuh waktu sekitar 15 menit
untuk sampai ke Pulau Perak, di pulau ini juga tidak berpenghuni tetapi ada Pak
Minang dan temannya yang menjaga pulau ini. Untuk berkemah di pulau ini Anda
harus membayar uang kebersihan sebesar Rp.150.000,- permalam untuk satu
kelompok, tetapi jika Anda datang dengan sekelompok berisi 30 orang peserta
mohon untuk tidak pelit memberi uang lebih kepada penjaga pulau ya, capek loh
membersihkan sampah bekas berkemah kalian.
Bermain hujan di tepi pantai |
Beberapa teman yang lain mereka
menyibukkan diri dengan bang Gres mencari tedong-tedong untuk mengisi acara
bakar-bakar malam itu. Tedong-tedong itu bentuknya seperti siput tetapi
ukurannya sangatlah besar seukuran kepalan tangan manusia dewasa. Setelah
kelelahan bersnorkeling ria di Pulau Bintang, kami melanjutkan hopping island
di Pulau Gosong, disini kami tidak melakukan snorkeling lagi karena badan sudah
lelah, teman-teman hanya bernarsis ria dengan berfoto-foto diatas pulau yang
hanya dipenuhi dengan pasir. Meninggalkan pulau Gosong kami melanjukan
perjalanan menujur sebuah spot snorkeling yang letaknya berada dekat denga
pulau Perak tempat kami berkemah. Beberapa teman masih sanggup untuk bersnorkeling
disekitar spot ini, tetapi saya memilih untuk tidur saja di kapal sambil
mengirit tenaga karena perut yang sudah sangat lapar. Setelah selesai
bersnorkeling ria kami kembali ke pulau Perak untuk mengejar momen matahari
tenggelam.
Malam yang indah di Pulau Perak
Matahari
pun sudah tenggelam dan
malam yang gelap sudah datang, perut yang sudah tidak tahan lapar
membuat saya
untuk menjadi koki seadanya malam itu, saya hanya memasak nasi dan
salmon
kalengan sebagai makan malam. Yah terlihat sederhana tapi sangat enak
dan
nikmat untuk mengisi perut yang sudah lapar ini. Selesai makan malam
teman-teman melanjutkan duduk ditepi pantai dengan matras jas hujan yang
seadanya dan menunggu waktunya membakar tedong-tedong hasil tangkapan
sore itu. Membakar ikan dan daging mungkin sudah biasa untuk sebagian
orang, tetapi membakar tedong-tedong ini benar-benar luar biasa, Anda
butuh perjuangan untuk menikmati lezatnya makanan ini.
Saya
tidak merasakan lezatnya
makanan tedong-tedong ini karena sudah tertidur lelap di hamparan pasir
pantai
pulau Perak dan berarti saya harus kembali lagi kesini dan membakar
tedong-tedong lagi. Dan dari cerita teman-teman yang memakan
tedong-tedong, mereka
semua mengatakan sangat lezat. Sayang sekali saya melewati makanan yang
lezat
malam itu. Sekitar jam 12 malam saya terbangun karena kedinginan,
ternyata
hanya tinggal saya dan kedua teman freediving yang tertidur lelap di
tepi
pantai, saya membangunkan mereka dan pindah ke samping tenda tidak
begitu
dingin dibandingkan tidur ditepi pantai. Malam itu pun dilalui dengan
begitu
cepat dan terlelap disambut dengan pagi masih tidak begitu cerah karena
matahari masih malu untuk menunjukkan diri.
Pagi itu saya bersama kedua teman
freedive melanjutkan kegiatan fun freediving di sekitar pulau Perak, saya
sangat menyukai struktur terumbu karang yang ada disini, masih banyak biota
bawah laut yang bisa Anda temui disini, antara lain Penyu, Lionfish, Nemo,
Moray, Box Fish, Bat Fish dan masih banyak biota bawah laut yang akan
memanjakan mata Anda. Selesai ber-freediving ria, saatnya untuk beres-beres dan
bersiap-siap untuk pulang kembali ke Pulau Harapan.
Untung di pulau Perak masih ada
sumur yang airnya rasa payaw tapi lumayanlah untuk membilas badan yang 2 hari
ini tidak terbilas dari air asin. Selesai bilas kami melipat tenda dan
membersihkan barang-barang yang masih kotor. Hau didahaga pun tidak dapat
ditahan, untungnya pak Minang ada stok Kelapa Muda yang bisa diminum, harga
kelapa disini yaitu Rp.10.000,- tetapi sangatlah berharga untuk Anda yang sudah
tidak meminum minuman segar selama 3 hari.
Kapal berlayar kembali ke Pulau
Harapan
Foto bareng keluarga Pak Minang di dermaga Pulau Perak |
Keberangkatan kapal dari Pulau
Harapan menuju Jakarta siang itu hanyalah satu dan isi kapal saat itu sangatlah
ramai karena semua penumpang yang datang dengan KM Dolphin juga menaiki kapal
ini. Terpaksa kami memilih duduk diatas kapal dengan berjemur layaknya orang
bule. Perjalanan pulang sampai di pelabuhan Muara Angke memakan waktu kurang
lebih tiga jam dengan bersandar menurunkan penumpang juga di Pulau Pramuka.
Dan akhirnya harus kembali ke hiruk
pikuk Ibukota Jakarta ini tetapi dengan semangat yang luar biasa dan seribu
cerita yang tidak terlupakan, terimakasih pulau seribu saya akan kembali lagi.
Info, tips dan trik :
- Di pelabuhan Muara Angke ini tersedia jasa penitipan motor dan mobil, untuk keamanan masih terjamin, harga permalam untuk motor Rp.25.000,- dan mobil Rp.50.000,-. Tips bagi yang membawa motor pribadi boleh menitipkan motor di kantor Polisi Muara Angke, Anda cukup memberi uang keamanan kepada pak polisi yang ada disana, saya biasa member Rp.10.000,-
- Jam keberangkatan kapal ojek tidak begitu teratur karena sesuai muatan, saya menyarankan untuk datang lebih awal sekitar pukul 6 pagi untuk mendapatkan posisi duduk yang nyaman.
- Ingat untuk selalu membeli asuransi dari petugas Jasamarga yang memakai seragam Jasamarga dengan harga Rp.2.000,-/orang
- Di Pelabuhan Muara Angke Baru tersedia kapal cepat KM Kerapuh, jadwal keberangkatan kapal yaitu jam 8 pagi dan 1:30 siang. Anda harus mengantri tiket untuk jadwal jam 8 pagi dari subuh karena sangat banyak orang yang mengantri tiket kapal cepat ini. Untuk jadwal yang siang tidak begitu remain tetapi Anda juga harus mengantri dari pagi hari. Harga tiket kapal cepat ini adalah Rp.30.000,- ditambah dengan asuransi Jasamarga rp.2.000,-
- Jika sedang ada petugas laut yang sedang bertugas (saya lebih suka menyebutnya ‘razia di laut’), mohon untuk selalu memakai pelampung (lifejacket) dan jangan duduk di depan kapal dan diatas dek kapal agar kapal yang Anda naiki tidak dipulangkan dan kena ‘razia’ karena tidak sesuai dengan prosedur keamanan. Mohon kesadaran diri masing-masing ya.
- Selalu membawa obat pribadi dan minum antimo bagi yang mudah mabuk laut.
- Di Pulau Kayu Angin Bira ini benar-benar pulau tidak berpenghuni yang artinya tidak ada air tawar, tidak ada WC umum, tidak ada listrik dan tidak ada orang disini kecuali wisatawan yang mampir untuk foto-foto dan snorkeling. Pastikan Anda mengisi penuh baterai hp dan kamera Anda. Kalau ada cadangan baterai boleh dibawa untuk persediaan.
- Jangan lupa membawa air galon dari Pulau Harapan, kami menyewa galon beserta airnya dari Pak Udin dengan harga Rp.16.000,-/galon, jika Anda membawa galon sendiri dari Jakarta, Anda cukup mengisi ulang disini dengan biaya Rp.4.000,-
- Jangan membangun tenda dihamparan pasir yang luas tanpa ada pohon sebagai penghalang angin, disamping resiko angin yang kencang malam hari juga agar tenda Anda tidak dibanjiri air laut saat pasang malam hari.
- Jangan membuat api unggun dekat dengan tenda Anda, perhatikan arah angin jangan sampai asap dan api terbawa kea rah tenda Anda. Ingat untuk selalu membersihkan tempat bekas api unggun dengan menyingkirkan kayu yang masih tersisa serta menimbun abu dengan pasir. Jadilah pendatang yang selalu memperhatikan kebersihan dan keindahan tempat yang Anda kunjungi.
- Selalu menyediakan kantong sampah dan jangan membuang sampah kelaut atau disembarang tempat, ingat utuk selalu membawa pulang semua sampah bekas Anda berkemah karena pulau tidak berpenghuni berarti tidak akan ada orang yang membersihkan sampah Anda.
- Jangan membuang sampah apa saja kelaut mau itu sampah besar seperti botol dan plastic sampai dengan sampah kecil seperti punting rokok.
- Membaca perilaku untuk snorkeling, freediving atau diving disini dulu ya.
- Di Pulau Perak hanya ada Pak Minang dan teman dia yang menjaga pulau ini, disini masih ada 3 pondok rumah kecil yang dipakai oleh Pak Minang dan teman-teman. Di pulau ini juga masih ada sumur yang terletak ditengah-tengah pulau, rasa airnya tidak asin tetapi payaw. Anda juga dapat menggunakan toilet yang masih tradisional disini. Ada beberapa ayunan yang dapat Anda gunakan untuk beristirahat dan tidur.
- Jadwal kapal dari Pulau Harapan menuju Pelabuhan Muara Angke hanya ada 1 kali perjalanan dalam sehari yaitu jam 1 siang. Pilihan lain yaitu kapal cepat KM Kerapuh yang berangkat dari dermaga Pulau Kelapa pada pukul 2 siang, harga tiketnya juga sama dengan kapal ojek seharga Rp.35.000,-
Silahkan menikmati video perjalanan kami
A3DIOT {castaway} from acionk on Vimeo.
Castaway Camping and Freediving A3DIOT from Agus Hong on Vimeo.
"Berkemah merupakan kegiatan untuk mengasah insting manusia dalam bertahan hidup, mengenal diri sendiri dan bersatu dengan alam" - Agus Hong
Bang, ada no tlp orang kapal nya untuk disewa ke pulau kayuangin nya? Boleh minta kalo ada. Tq ☺
ReplyDelete