Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]


Pulau Kayu Angin Bira
Meninggalkan hiruk pikuk ibukota Jakarta dengan melakukan perjalanan dan berkemah menuju Kepulauan Seribu bagian Utara yaitu Pulau Kayu Angin Bira dan Pulau Perak. Dengan memanfaatkan liburan Idul Adha 1433 H kali ini yang jatuh pada hari Jumat 26 Oktober 2012 membuat waktu berlibur terasa begitu lama.

Pagi itu saya dan beberapa teman backpacker serta freedive berkumpul di Pelabuhan Muara Angke, pelabuhan ini adalah pusat transportasi menuju kepulauan seribu dengan menggunakan kapal kayu yang lebih dikenal dengan nama kapal ojek. Pulau-pulau yang dapat diakses dari pelabuhan ini antara lain; Pulau Pari, Pulau Tidung, Pulau Pramuka, Pulau Panggang, dan Pulau Harapan serta Pulau Kelapa. Jadwal keberangkatan kapal adalah jam 7 pagi tetapi jika muatan sudah penuh kapal ojek bisa saja berangkat lebih awal dari jadwal biasanya. Harga tiket untuk kapal ojek ini juga berbeda sesuai tujuan Anda, untuk menuju Pulau Pari, Pulau Tidung, Pulau Pramuka dan Pulau Panggang adalah seharga Rp.30.000,- ditambah asuransi Jasamarga Rp.2.000,- sedangkan untuk Pulau Harapan atau Pulau Kelapa adalah Rp.35.000,- ditambah asuransi Rp.2.000,-

Waktu tempuh menuju kepulauan seribu juga berbeda-beda, jika Anda menuju Pulau Pari, Pulau Tidung, Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, waktu yang ditempuh yaitu sekitar dua setengah jam, sedangkan waktu tempuh untuk Pulau Harapan dan Pulau Kelapa adalah tiga jam karena letaknya yang berada di bagian Utara kepulauan seribu.

Berhubung karena tujuan kami kali ini adalah menuju Pulau Harapan dulu, kami juga mencari kapal yang menuju Pulau Harapan. Disini Anda harus rajin menanyakan kapten atau ABK yang berada diatas kapal agar Anda tidak menyasar ke pulau yang lain karena tidak semua kapal ada petunjuk pulau yang mereka tuju. Berhubung kapal yang biasa saya naiki untuk menuju Pulau Harapan yaitu KM Dolphin sudah penuh maka saya mencari kapal yang lain. Setelah celengak celengok sini dan bertanya kesana kemari akhirnya masih ada kapal lain yang menujur Pulau Harapan yaitu KM Bahtera. Dari pengalaman saya selama bepergian ke Pulau Harapan, kapal yang biasanya memiliki rute menuju Pulau Harapan adalah KM Dolphin, KM Cinta Alam dan KM Bahtera.
ABK KM Bahtera yang sedang menunggu para penumpang
Saya dan kedua teman freedive saya yang sampai di pelabuhan lebih awal dari yang lain, kami pun menuju ke kapal terlebih dahulu untuk menaruh barang-barang bawaan kami sambil menunggu teman backpacker lainnya. Sekitar jam 7 pagi empat peserta lain pun sudah tiba di pelabuhan dan bergabung di kapal. Ternyata masih ada dua teman yang tertinggal karena mereka berangkat dari Depok, berhubung mereka kesiangan dan tidak akan sempat untuk mengejar waktu keberangkatan kapal ojek, mereka memilih untuk berangkat dari Pelabuhan Muara Angke Baru dengan menggunakan kapal cepat yaitu KM Kerapuh.
Berkumpul di Pelabuhan Muara Angke
Tidak lama menunggu sekitar setengah jam tepat pada jam 7:30 kapal KM Bahtera sudah meninggalkan dermaga Muara Angke menuju Pulau Harapan. Sekitar jam 10 pagi kapal KM Bahtera sudah sampai di dermaga Pulau Pramuka untuk menurunkan penumpang yang menuju Pulau Pramuka, setelah selesai menurunkan penumpang kapal KM Bahtera melanjutkan perjalanan menuju Pulau Harapan. Waktu tempuh dari Pulau Pramuka menuju Pulau Harapan hanya setengah jam jika kondisi ombak yang tenang. Tepat pada jam 10:30 kapal sudah melabuh di dermaga Pulau Harapan dan menurunkan penumpang disusul juga oleh KM Dolphine.

Sampai juga di Pulau Harapan

Rekomen banget Nasi Pecel Cumi
Sesampai di Pulau Harapan kami pun langsung menuju salah satu warung makan langganan teman saya yang berada di Taman Terpadu yang berada di dermaga Pulau Harapan ini. Pemilik warung makan ini adalah Pak Udin, dia juga memiliki homestay yang dapat disewakan bagi para wisatawan yang datang ke Pulau Harapan serta beliau menawarkan jasa penyewaan Kano dan permainan Banana Boat.
Sibuk mencari WC umum

Berhubung perut sudah sangat lapar kami langsung saja memesan makanan di warung Pak Udin, menu spesial dari warung Pak Udin ini adalah Nasi Pecel Cumi, saya menyarankan Anda untuk mencoba sambalnya yang spesial dan rasanya yang pedas. Setelah selesai makan siang kami beristirahat dahulu sambil menunggu kapal yang menjemput dan mengantar kami menuju Pulau Kayu Angin Bira, beberapa teman backpacker melakukan sholat Jumat dahulu sedangkan saya dan kedua teman freediver sibuk mencari WC umum. :D

Menuju Pulau Kayu Angin Bira

Akhirnya kapal yang ditunggu-tunggu datang juga menjemput kami, pemilik kapal ini adalah Bang Gres anak dari Pak Minang yang kami hubungi untuk penyewaan kapal, sekitar jam 1:30 siang kami pun berangkat menuju Pulau Kayu Angin Bira. Melewati beberapa pulau pribadi yang indah tetapi dilarang berlabuh karena sudah dibeli oleh orang-orang kaya tidak terasa kami pun sudah sampai di Pulau Kayu Angin Bira yang hanya seluas 0.26 HA, karena pulau ini begitu kecil dan imut serta sturktur pasir putih yang begitu luas dan warna hijau tosca serta air laut yang begitu biru memapar di sekitar pulau ini membuat pulau ini begitu menakjubkan dan tidak terlupakan. Layaknya wisatawan yang menuju suatu tempat wisata, tidak lupa saling berfoto dan narsis-narsisan dulu dengan latar foto pantai putih dan warna hijau tosca serta laut biru yang begitu menyejukkan mata dan hati #lebay.




Mendirikan tenda di Pulau Kayu Angin Bira

Akhirnya selesai juga mendirikan tenda
Setelah puas berfoto ria kami mengelilingi pulau ini untuk mencari posisi untuk membangun tenda yang tepat dengan pemandangan yang bagus tentunya. Tidak butuh waktu yang lama untuk mengelilingi seluruh pulau ini, cukup 4 menit Anda sudah dapat mengelilingi pulau yang kecil nan indah ini. Akhirnya pilihan posisi berkemah kami tepat berada di sisi Timur pulau Kayu Angin Bira agar dapat menikmati matahari yang terbit di pagi hari besok. Tidak butuh waktu yang lama untuk membangun tenda, karena rata-rata sudah terbiasa berkemah di gunung dan pulau.


Saatnya freediving dan snorkeling ria di sekitar Pulau Kayu Angin Bira
Selesai membangunkan tenda saatnya untuk kami menikmati keindahan bawah laut pulau Kayu Angin Bira yang indah ini, peralatan freediving dan snorkeling pun dikeluarkan; masker, snorkel, fin dan buoy. Tidak lupa untuk memperhatikan perlengkapan apakah aman dan layak pakai atau tidak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebelum memulai kegiatan fun freediving dan snorkeling terlebih dahulu melakukan pemanasan dan peregangan agar tidak terjadi keram otot dan kecelakaan lainnya.

Kami mulai menelusuri terumbu karang di pesisir sebelah Timur pulau Kayu Angin Bira, kondisi arus juga tidak terlalu parah dan kami memulai mengelilingi searah dengan jarum jam dengan melawan arus yang tidak terlalu parah. Tidak lama mengayuh fin akrhinya saya menemukan Moray eel yang sedang bersantai ria, tidak lupa juga mengambil gambar Moray ini sebagai kenang-kenangan. Tidak jauh dari posisi Moray eel saya juga menemukan seekor penyu remaja yang sedang beristirahat, karena merasa terusik dengan kedatangan kami akhirnya sang penyu pun pergi meninggalkan kami, tidak lupa juga saya mengabadikan gambar penyu tersebut.
Penyu
Moray Eel

Kehidupan bawah laut di sekitar Pulau Kayu Angin Bira juga lumayan bagus dan terumbu karang disini juga masih terjaga. Untuk biota yang menghuni terumbu karang disini juga terhitung sangat bermacam-macam disini. Anda dapat menemukan tempat bermain ikan badut alias nemo dan jika beruntung Anda juga dapat melihat ikan badut ini secara langsung, ikan kotak atau lebih dikenal ikan bundel juga ada disini dan masih banyak lagi gerembolan ikan yang berkeliaran ramai disini.

Keberuntungan bertemu dengan sang ubur-ubur yang memikat hati
Saya sangat beruntung dapat menemukan ubur-ubur yang sangat besar dan dikelilingi oleh beberapa ikan kecil yang selalu berenang mengitari ubur-ubur ini kemanapun dia pergi seolah-oleh ubur-ubur ini adalah majikan mereka. Tidak lupa untuk mengabadikan momen yang sangat langka bagi saya, teman-teman yang lain juga begitu takjub dengan keharidan ubur-ubur ini, tidak terasa kami pun terbawa arus jauh dari posisi awal kami menemukannya. Setelah puas mengambil beberapa gambar kami pun menyudahi kegiatan fun freediving hari itu karena arus yang semakin kencang dan ubur-ubur kecil yang suka menyengat serta sangat ramai membuat kami terusik dan memilih untuk berenang kembali ke daratan.

Big Jelly Fish
Big Jelly Fish
Big Jelly Fish
Big Jelly Fish
Big Jelly Fish
Big Jelly Fish
Big Jelly Fish
Acionk with Big Jelly Fish
Big Jelly Fish
Andrew with Big Jelly Fish
Big Jelly Fish
Big Jelly Fish
Big Jelly Fish
Big Jelly Fish
Sesampainya di pulau Kayu Angin Bira matahari pun sudah mulai tenggelam dan saatnya untuk kami menikmati dan menghabiskan waktu dengan berfoto ria serta mengambil momen-momen matahari tenggelam yang begitu indah.
Indahnya sunset di Kayu Angin Bira
Indahnya sunset di Kayu Angin Bira
Makan malam yang sederhana dan hujan yang iseng

Malam yang sederhana
Tidak terasa waktu pun sudah menjelang malam kami kembali ke kemah untuk mempersiapkan makan malam yang sederhana dengan memasak nasi serta mie goreng dan ikan salmon kalengan. Setelah menghabiskan makanan yang ada saatnya untuk bermain kartu dengan permainan cangkul, awal malam yang indah dan cerah dengan cahaya rembulan yang cerah menjelang bulan purnama.

Tetapi cuaca yang cerah dan terang tidak bertahan lama, sekitar jam 9 malam sang bulan sudah mulai tertutup oleh awan tebal yang datang tertiup oleh angin dan merupakan petanda akan datangnya hujan. Kami hanya acuh saja dengan awan gelap yang menutupi bulan dan tetap bertiduran di depan tenda, tidak lama mulai terasa turun hujan gerimis disusuli dengan hujan yang deras, kami semua akhirnya kabur masuk kedalam tenda berharap hujan ini cepat berlalu.

Hujan pun berhenti sekitar 2 jam mengguyur tenda dan kami pun keluar dari tenda karena didalam tenda sangatlah panas, kami melanjutkan tidur didepan tenda dengan angin sepoi-sepoi yang membuat kami semua tertidur begitu lelap, karena saya tidak tahan dingin saya memilih masuk kedalam tenda karena kedinginan, tidak lama masuk kedalam tenda akhirnya hujan badai yang tidak diinginkan datang mengguyur pulau Kayu Angin Bira, mereka yang awalnya tidur terlelap di depan tenda pun terbangun dan kabur kedalam tenda dengan muka yang masih mengantuk. 

Badai pun pasti berlalu

Badai Pasti Berlalu
Seperti lagu Ari Lasso – Badai Pasti Berlalu. Sekitar jam 5 pagi subuh saya sudah terbangun karena hujan sudah berhenti tetapi masih menyisakan angin yang bertiup kencang. Pagi itu disambut dengan langit yang masih mendung dan matahari yang tersipu malu untuk keluar dari awan mendung tersebut. Saya berkeliling sambil jogging menelusuri pasir putih yang disapu air laut pagi itu yang begitu hangat di kaki saya, mungkin karena suhu tubuh yang kedinginan jadi air laut pun terasa begitu hanget. Selesai berlari mengelilingi pulau 2 keliling, teman-teman yang lain pun sudah terbangun dari tidur mereka yang kacau karena badai malam itu.
Tidak mau banyak menghabiskan waktu kami sarapan dengan makanan seadanya yaitu roti dan pop mie, selesai sarapan saatnya melipat tenda dan kami melanjutkan kegiatan snorkeling di pagi yang berawan gelap dan berombak serta berarus sambil menunggu kapal bang Gres yang akan menjemput kami menuju Pulau Perak. Pagi itu tidak terlalu lama kami menelusuri keindahan bawah laut pulau Kayu Angin Bira ini. Tepat jam 9 pagi kapal bang Gres sudah datang untuk menjemput kami dan melanjutkan perjalanan ke Pulau Perak.
Sea fan di sekitar Pulau Kayu Angin Bira
Nescafe Addict
Menuju Pulau Perak

Butuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke Pulau Perak, di pulau ini juga tidak berpenghuni tetapi ada Pak Minang dan temannya yang menjaga pulau ini. Untuk berkemah di pulau ini Anda harus membayar uang kebersihan sebesar Rp.150.000,- permalam untuk satu kelompok, tetapi jika Anda datang dengan sekelompok berisi 30 orang peserta mohon untuk tidak pelit memberi uang lebih kepada penjaga pulau ya, capek loh membersihkan sampah bekas berkemah kalian.
Bermain hujan di tepi pantai
Selesai membangun tenda dan makan siang yang seadanya yaitu menu utama mie goreng, teman-teman semua bermain dibawah air hujan yang begitu deras siang itu, pemandangan pantai dikala hujan sangatlah indah dan tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata, warna hijau tosca yang begitu terang dihiasa riak air hujan membuat pemandangan laut menjadi begitu dramatis. Setelah hujan berhenti kami melanjutkan hopping island dan snorkeling ria di Pulau Bintang dan Pulau Gosong. Tidak banyak pulau yang kami kunjungi karena kondisi cuaca yang kurang mendukung. Pulau pertama yang dikunjungi adalah Pulau Bintang, letaknya tidak jauh dari Pulau Perak hanya sekitar 15 menit kami sudah sampai di Pulau Bintang, kehidupan bawah laut disekitar pulau ini juga masih bagus untuk bersnorkeling ria dan fun reef freediving. Disini kami juga menemukan beberapa penyu dan sangat banya ikan badut alias nemo yang menari-nari diatas taman bermainnya.

Beberapa teman yang lain mereka menyibukkan diri dengan bang Gres mencari tedong-tedong untuk mengisi acara bakar-bakar malam itu. Tedong-tedong itu bentuknya seperti siput tetapi ukurannya sangatlah besar seukuran kepalan tangan manusia dewasa. Setelah kelelahan bersnorkeling ria di Pulau Bintang, kami melanjutkan hopping island di Pulau Gosong, disini kami tidak melakukan snorkeling lagi karena badan sudah lelah, teman-teman hanya bernarsis ria dengan berfoto-foto diatas pulau yang hanya dipenuhi dengan pasir. Meninggalkan pulau Gosong kami melanjukan perjalanan menujur sebuah spot snorkeling yang letaknya berada dekat denga pulau Perak tempat kami berkemah. Beberapa teman masih sanggup untuk bersnorkeling disekitar spot ini, tetapi saya memilih untuk tidur saja di kapal sambil mengirit tenaga karena perut yang sudah sangat lapar. Setelah selesai bersnorkeling ria kami kembali ke pulau Perak untuk mengejar momen matahari tenggelam.

Malam yang indah di Pulau Perak

Matahari pun sudah tenggelam dan malam yang gelap sudah datang, perut yang sudah tidak tahan lapar membuat saya untuk menjadi koki seadanya malam itu, saya hanya memasak nasi dan salmon kalengan sebagai makan malam. Yah terlihat sederhana tapi sangat enak dan nikmat untuk mengisi perut yang sudah lapar ini. Selesai makan malam teman-teman melanjutkan duduk ditepi pantai dengan matras jas hujan yang seadanya dan menunggu waktunya membakar tedong-tedong hasil tangkapan sore itu. Membakar ikan dan daging mungkin sudah biasa untuk sebagian orang, tetapi membakar tedong-tedong ini benar-benar luar biasa, Anda butuh perjuangan untuk menikmati lezatnya makanan ini.

Saya tidak merasakan lezatnya makanan tedong-tedong ini karena sudah tertidur lelap di hamparan pasir pantai pulau Perak dan berarti saya harus kembali lagi kesini dan membakar tedong-tedong lagi. Dan dari cerita teman-teman yang memakan tedong-tedong, mereka semua mengatakan sangat lezat. Sayang sekali saya melewati makanan yang lezat malam itu. Sekitar jam 12 malam saya terbangun karena kedinginan, ternyata hanya tinggal saya dan kedua teman freediving yang tertidur lelap di tepi pantai, saya membangunkan mereka dan pindah ke samping tenda tidak begitu dingin dibandingkan tidur ditepi pantai. Malam itu pun dilalui dengan begitu cepat dan terlelap disambut dengan pagi masih tidak begitu cerah karena matahari masih malu untuk menunjukkan diri.
Sea fan yang bertahan hidup
Pagi itu saya bersama kedua teman freedive melanjutkan kegiatan fun freediving di sekitar pulau Perak, saya sangat menyukai struktur terumbu karang yang ada disini, masih banyak biota bawah laut yang bisa Anda temui disini, antara lain Penyu, Lionfish, Nemo, Moray, Box Fish, Bat Fish dan masih banyak biota bawah laut yang akan memanjakan mata Anda. Selesai ber-freediving ria, saatnya untuk beres-beres dan bersiap-siap untuk pulang kembali ke Pulau Harapan.

Untung di pulau Perak masih ada sumur yang airnya rasa payaw tapi lumayanlah untuk membilas badan yang 2 hari ini tidak terbilas dari air asin. Selesai bilas kami melipat tenda dan membersihkan barang-barang yang masih kotor. Hau didahaga pun tidak dapat ditahan, untungnya pak Minang ada stok Kelapa Muda yang bisa diminum, harga kelapa disini yaitu Rp.10.000,- tetapi sangatlah berharga untuk Anda yang sudah tidak meminum minuman segar selama 3 hari.

Kapal berlayar kembali ke Pulau Harapan

Foto bareng keluarga Pak Minang di dermaga Pulau Perak
Tepat pukul 10 pagi kami sudah meninggalkan pulau Perak menuju Pulau Harapan, tidak lupa untuk foto kenangan dengan Pak Minang dan keluarganya. Sesampainya di Pulau Harapan langsung tancap menuju warung Pak Udin untuk memuaskan isi perut yang sudah sangat kelaparan, menu utama tetaplah Nasi Pecel Cumi tetapi saya memilih makan Nasi Goreng saja. Teman yang lain pergi membeli tiket kapal untuk pulang, kapal yang akan kami naiki tetaplah sama yaitu KM Bahtera.

Keberangkatan kapal dari Pulau Harapan menuju Jakarta siang itu hanyalah satu dan isi kapal saat itu sangatlah ramai karena semua penumpang yang datang dengan KM Dolphin juga menaiki kapal ini. Terpaksa kami memilih duduk diatas kapal dengan berjemur layaknya orang bule. Perjalanan pulang sampai di pelabuhan Muara Angke memakan waktu kurang lebih tiga jam dengan bersandar menurunkan penumpang juga di Pulau Pramuka.

Dan akhirnya harus kembali ke hiruk pikuk Ibukota Jakarta ini tetapi dengan semangat yang luar biasa dan seribu cerita yang tidak terlupakan, terimakasih pulau seribu saya akan kembali lagi.

Info, tips dan trik :
  • Di pelabuhan Muara Angke ini tersedia jasa penitipan motor dan mobil, untuk keamanan masih terjamin, harga permalam untuk motor Rp.25.000,- dan mobil Rp.50.000,-. Tips bagi yang membawa motor pribadi boleh menitipkan motor di kantor Polisi Muara Angke, Anda cukup memberi uang keamanan kepada pak polisi yang ada disana, saya biasa member Rp.10.000,-
  • Jam keberangkatan kapal ojek tidak begitu teratur karena sesuai muatan, saya menyarankan untuk datang lebih awal sekitar pukul 6 pagi untuk mendapatkan posisi duduk yang nyaman.
  • Ingat untuk selalu membeli asuransi dari petugas Jasamarga yang memakai seragam Jasamarga dengan harga Rp.2.000,-/orang
  • Di Pelabuhan Muara Angke Baru tersedia kapal cepat KM Kerapuh, jadwal keberangkatan kapal yaitu jam 8 pagi dan 1:30 siang. Anda harus mengantri tiket untuk jadwal jam 8 pagi dari subuh karena sangat banyak orang yang mengantri tiket kapal cepat ini. Untuk jadwal yang siang tidak begitu remain tetapi Anda juga harus mengantri dari pagi hari. Harga tiket kapal cepat ini adalah Rp.30.000,- ditambah dengan asuransi Jasamarga rp.2.000,-
  • Jika sedang ada petugas laut yang sedang bertugas (saya lebih suka menyebutnya ‘razia di laut’), mohon untuk selalu memakai pelampung (lifejacket) dan jangan duduk di depan kapal dan diatas dek kapal agar kapal yang Anda naiki tidak dipulangkan dan kena ‘razia’ karena tidak sesuai dengan prosedur keamanan. Mohon kesadaran diri masing-masing ya.
  • Selalu membawa obat pribadi dan minum antimo bagi yang mudah mabuk laut.
  • Di Pulau Kayu Angin Bira ini benar-benar pulau tidak berpenghuni yang artinya tidak ada air tawar, tidak ada WC umum, tidak ada listrik dan tidak ada orang disini kecuali wisatawan yang mampir untuk foto-foto dan snorkeling. Pastikan Anda mengisi penuh baterai hp dan kamera Anda. Kalau ada cadangan baterai boleh dibawa untuk persediaan.
  • Jangan lupa membawa air galon dari Pulau Harapan, kami menyewa galon beserta airnya dari Pak Udin dengan harga Rp.16.000,-/galon, jika Anda membawa galon sendiri dari Jakarta, Anda cukup mengisi ulang disini dengan biaya Rp.4.000,- 
  •  Jangan membangun tenda dihamparan pasir yang luas tanpa ada pohon sebagai penghalang angin, disamping resiko angin yang kencang malam hari juga agar tenda Anda tidak dibanjiri air laut saat pasang malam hari.
  • Jangan membuat api unggun dekat dengan tenda Anda, perhatikan arah angin jangan sampai asap dan api terbawa kea rah tenda Anda. Ingat untuk selalu membersihkan tempat bekas api unggun dengan menyingkirkan kayu yang masih tersisa serta menimbun abu dengan pasir. Jadilah pendatang yang selalu memperhatikan kebersihan dan keindahan tempat yang Anda kunjungi.
  • Selalu menyediakan kantong sampah dan jangan membuang sampah kelaut atau disembarang tempat, ingat utuk selalu membawa pulang semua sampah bekas Anda berkemah karena pulau tidak berpenghuni berarti tidak akan ada orang yang membersihkan sampah Anda.
  • Jangan membuang sampah apa saja kelaut mau itu sampah besar seperti botol dan plastic sampai dengan sampah kecil seperti punting rokok.
  • Membaca perilaku untuk snorkeling, freediving atau diving disini dulu ya.
  • Di Pulau Perak hanya ada Pak Minang dan teman dia yang menjaga pulau ini, disini masih ada 3 pondok rumah kecil yang dipakai oleh Pak Minang dan teman-teman. Di pulau ini juga masih ada sumur yang terletak ditengah-tengah pulau, rasa airnya tidak asin tetapi payaw. Anda juga dapat menggunakan toilet yang masih tradisional disini. Ada beberapa ayunan yang dapat Anda gunakan untuk beristirahat dan tidur.
  • Jadwal kapal dari Pulau Harapan menuju Pelabuhan Muara Angke hanya ada 1 kali perjalanan dalam sehari yaitu jam 1 siang. Pilihan lain yaitu kapal cepat KM Kerapuh yang berangkat dari dermaga Pulau Kelapa pada pukul 2 siang, harga tiketnya juga sama dengan kapal ojek seharga Rp.35.000,-
Silahkan menikmati video perjalanan kami

"Berkemah merupakan kegiatan untuk mengasah insting manusia dalam bertahan hidup, mengenal diri sendiri dan bersatu dengan alam" - Agus Hong


1 comment:

  1. Bang, ada no tlp orang kapal nya untuk disewa ke pulau kayuangin nya? Boleh minta kalo ada. Tq ☺

    ReplyDelete

Bottom Ad [Post Page]